Monday, October 17, 2011

Tempat PI #1


Mencari tempat Praktek Industri bukan sebatas melakukan kunjungan Industri. Lebih dari itu,
 Merencanakan topik yang akan menjadi Tugas Akhir, Baru memilih tempat yang sesuai, Dan harus mempunyai beberapa pilihan tempat sebagai alternatif.
Praktek Industri memang masih di awal tahun 2012 nanti, tapi mempersiapkan sejak awal lebih baik, itu tak lepas dari nasihat abi.

Alhamdulillah..dua pekan lalu, Kamis,6-Oktober-'11 berkesempatan mengunjungi Sygma publishing secara langsung, berkeliling, mulai dari bagian penerbitannya hingga percetakan. Namanya belum sefamiliar "Syamil" Ya,itu nama terdahulunya. Lokasinya di Bandung. ceritanya baru liat yang namanya UPI, Gedung Sate, (norak yak) kan ngelewatin.. jadi pengen kuliah di UPI deh (labil). ih beneran.. Universitas Pendidikan Indonesia. HOW COOL!! yang di Rawamangun padahal udah bagus tuh namanya IKIP, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, eh sekarang jadi UNJ. btw,bahasannya kemana-mana nih, random banget. pokoknya next post mau bahas tentang itu! Back to the topic..
Hmmmm Juga untuk orang-orang yang berjasa telah mengantarkan aku,terima kasih banyak..tak terlupakan. Dan segenap keluarga sygma,pak Anton and the crew, kereeen dah.
Setahun lalu sempat menyimpan artikel dari koran Republika, yang ternyata ada juga di Republika Online. Sekilas tentang penerbit Sygma Examedia.
Senin, 15 Maret 2010 pukul 13:09:00

Anton Herutomo: Berbisnis dengan Niat Ibadah


    Industri kreatif, khususnya penerbitan, kini menempati posisi strategis. Dari 14 subsektor industri yang akan dikembangkan berdasar visi ekonomi kreatif 2025, industri penerbitan dan percetakan merupakan salah satunya. Ini tentu menjadi peluang yang menggembirakan bagi para pelaku usaha di sektor ini. Pada saat yang sama, masyarakat kita dari hari ke hari makin bergairah membaca. Mereka butuh buku-buku berkualitas, bukan bacaan asal-asalan. Lagi-lagi, peluang terbentang luas bagi para pelaku usaha penerbitan dan percetakan, salah satunya PT Sygma Examedia Arkanleema.
     Di bawah pimpinan Anton Herutomo, perusahaan ini berusaha menangkap peluang itu dengan menerbitkan buku-buku yang berkualitas, mencerahkan sekaligus menarik untuk dibaca. Lantas, bagaimana arah bisnis perusahaan ini di tengah persaingan ketat industri penerbitan Tanah Air? Anton memaparkannya secara gamblang kepada wartawan Republika, Sandy Ferdiana. Berikut petikannya. Bagaimana penilaian Sygma terhadap industri penerbitan saat ini?Gelombang ekonomi kreatif sudah mulai terasa naik ketika Amerika Serikat menemukan ekspor karya berbasis hak cipta sudah melampaui ekspor dari sektor lain seperti otomotif dan pertanian.Pemerintah Indonesia sendiri, menurut website Departemen Perdagangan, mulai fokus dengan industri kreatif khususnya penerbitan saat Presiden SBY memberikan arahan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di tahun 2006. Tindak lanjut dari arahan ini adalah pengembangan visi ekonomi kreatif 2025 dari Departemen Perdagangan, di mana industri penerbitan dan percetakan menjadi salah satu dari 14 subsektor yang akan dikembangkan. Khususnya tahun 2009 menjadi tahun yang dicanangkan sebagai Tahun Industri Kreatif.Apakah masyarakat sudah semakin bergairah terhadap buku?Reaksi masyarakat terhadap buku, khususnya buku-buku islami, bisa dilihat dari booming penjualan mulai tahun 2000 sampai 2009, walaupun di tahun 2009 sendiri secara bulan ke bulan sempat menunjukkan tren menurun di akhir tahun, namun secara keseluruhan masih terjadi peningkatan.

Di kalangan bisnis penerbitan, lima tahun lalu siklus produk yang dijual di toko modern mencapai tiga bulan per buku. Saat ini sudah sangat singkat, yaitu mencapai satu bulan, bahkan satu minggu per bukunya. Hal ini terkait erat dengan karakter masyarakat yang semakin demanding, semakin membutuhkan buku-buku berkualitas, sehingga para penerbit juga terdorong menciptakan buku-buku yang menarik minat baca masyarakat.Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa gairah baca masyarakat telah meningkat adalah terbitnya novel-novel lokal yang penjualannya signifikan. Sebelumnya penjualan tinggi seperti ini hanya didominasi  novel-novel luar negeri.Apakah benar saat ini sudah tercipta wadah baru bagi masyarakat kalangan menengah yang cinta membaca?Jika melihat dari jumlah toko...

No comments:

Post a Comment